Apakah kalian pernah memikirkan hal hal sepele yang sering
kita lihat sehari hari? misalnya saja, bagaimana sih caranya kok bisa terjadi
hujan? Darimana air hujan itu berasal?
Nah kali ini kita akan bahas mengenai fenomena alam yang
satu ini, tujuannya agar kita lebih mengetahui bagaimana air hujan itu
terbentuk, bagaimana siklus yang terjadi, apa saja kelebihan dan kerugian yang
diakibatkan oleh hujan? Mari kita bahas bersama.
Apa itu air?
Dalam Biologi dan Kimia Air dijelaskan dengan (Senyawa H2O).
Air berbentuk cairan biasanya berwarna bening.
kita tau bahwa air merupakan salah satu hal satu kebutuhan
manusia, taukah kamu jika air adalah komponen terbesar di dalam tubuh manusia.
Kandungannya bervariasi sesuai usia. Kandungan air pada bayi 80 persen, orang
dewasa sebesar 60 persen dan pada usia lanjut atau di atas 65 tahun sebesar 50
persen. Hal inilah yang menyebabkan kenapa manusia harus terus mengkonsumsi air
untuk mecegah tubuh mengalami dehidrasi.
Sifat sifat air
air dapat berubah wujud.
air mengalir dari tempat tinggi ketempat yang lebih rendah.
air menempati ruang.
air mempunyai berat.
permukaan air yang tenang selalu datar.
air melarutkan beberapa zat.
air menekan ke segala arah.
air meresap melalui celah kecil.
Darimana air berasal
Air dapat berada di atmosfer, di darat, di lautan, dan
bahkan di kedalaman.
Tapi sampai saat ini belum ada penelitian yang secara pasti menyebutkan
darimana air ini berasal, namun yang haus kita tau dibumi kita memiliki banyak
sekali air 3/4 bumi kita terdiri dari air. Ha ini dapat diketahui dengan cara membandingkan jumlah permukaan bumi yang
sebagian besarnya ditutupi oleh air laut.
Lalu Darimana Air Hujan Itu Berasal?
Air hujan berasal dari air dibumi yang menguap dan terbang
ke atmosfir dilangit, air air ini kemudian membentuk kumpulan awan yang mengandung
air, inilah kenapa hujan biasanya ditandakan dengan awan gelap.
Kandungan air diawan semakin lama semakin berat, kemudian saat berat masa air dalam awan sudah terlalu besar, daya tarik bumi kemudian menyebabkan air dalam awan ini terjatuh, angin membantu memecah air yang terjatuh menjadi tetasn air hujan.
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan adalah fenomena alam yang melibatkan transformasi air dari wujud uap menjadi tetesan air yang jatuh ke permukaan bumi. Proses ini melibatkan beberapa tahapan utama, sebagai berikut:
Pemanasan dan Penguapan
Proses dimulai ketika matahari memancarkan sinar matahari ke permukaan bumi. Panas matahari menyebabkan penguapan air dari berbagai sumber, seperti laut, sungai, dan danau. Air yang terpapar oleh sinar matahari akan berubah menjadi uap air.
Pembentukan Uap Air di Atmosfer
Uap air yang dihasilkan dari penguapan naik ke atmosfer. Ketika uap air naik, ia mencapai lapisan udara yang lebih dingin pada ketinggian tertentu. Di sini, uap air mulai mendingin dan mengalami kondensasi, yaitu berubah menjadi tetesan air kecil. Proses kondensasi terjadi karena udara dingin dapat menyimpan lebih sedikit uap air daripada udara panas.
Pembentukan Awan
Tetesan-tetesan air yang terbentuk dari kondensasi berkumpul bersama-sama untuk membentuk awan. Awan adalah kumpulan tetesan air atau kristal es yang mengapung di atmosfer. Mereka dapat memiliki berbagai bentuk dan jenis, tergantung pada kondisi atmosfer di tempat mereka terbentuk.
Pertumbuhan Awan
Dalam awan, tetesan air terus bertambah besar karena adanya proses kondensasi yang berlanjut dan tabrakan dengan tetesan air lainnya. Ketika tetesan-tetesan air dalam awan menjadi cukup besar, mereka dapat jatuh ke bumi sebagai hujan.
Presipitasi Hujan
Hujan terjadi ketika tetesan-tetesan air dalam awan menjadi cukup besar sehingga gravitasi menarik mereka ke bawah. Tetesan-tetesan air ini jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan.
Siklus Air Hujan
Setelah mencapai bumi air kemudian mengalir ke laut, sungai
dan danau.
Air air ini kemudian berubah kembali menjadi uap air di
atmosfer menggunakan energi dari matahari dan berubah menjadi uap air kembali dan
kemudian terjadilah siklus hujan yang terus berulang hal ini biasa disebut
dengan istilah siklus air. Siklus air berubah dari cair, padat dan gas (yaitu
air uap) dan teus berulang.
Proses ini merupakan salah satu bagian dari siklus air yang berkelanjutan, di mana air terus bergerak melalui fase-fase yang berbeda, seperti penguapan, kondensasi, pembentukan awan, dan presipitasi. Siklus air ini adalah salah satu aspek penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung kehidupan di Bumi. Proses terjadinya hujan dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan tekanan udara di berbagai wilayah geografis.
Jenis Jenis Hujan
Terdapat beberapa jenis hujan yang dapat diidentifikasi berdasarkan penyebab, karakteristik, dan kondisi di mana hujan terjadi. Berikut adalah beberapa jenis hujan yang umum:
Hujan Frontal (Frontal Rain):
Terjadi ketika dua massa udara dengan suhu dan kelembaban yang berbeda bertemu. Udara hangat naik di atas udara dingin, menyebabkan kondensasi dan pembentukan awan hujan. Hujan frontal sering terkait dengan cuaca mendung dan bertahan dalam waktu yang relatif lama.
Hujan Konvektif (Convective Rain)
Terjadi karena pemanasan permukaan bumi yang menyebabkan udara di sekitarnya naik secara tiba-tiba. Udara yang naik mendingin di ketinggian tertentu dan menghasilkan awan hujan. Hujan konvektif seringkali sangat lokal dan dapat terjadi dengan intensitas yang tinggi dalam waktu singkat.
Hujan Orografik (Orographic Rain)
Terjadi ketika udara lembab dipaksa naik karena pertemuan dengan pegunungan atau rintangan topografi lainnya. Udara yang naik mendingin dan menghasilkan hujan pada sisi angin terkena (windward) dari pegunungan. Sisi berlawanan dari pegunungan (sisi angin lembab) sering mengalami hujan lebat.
Hujan Konvergensi (Convergence Rain)
Terjadi ketika massa udara dari arah yang berlawanan bertemu dan naik. Udara yang bertemu dan naik ini menghasilkan awan dan hujan di area pertemuan. Hujan konvergensi sering terjadi di dekat zona konvergensi udara, seperti di sepanjang zona badai tropis.
Hujan Frontal Bulan (Sleet or Ice Pellet)
Terjadi ketika tetesan hujan mengalami pembekuan sebelum mencapai permukaan bumi. Hasilnya adalah tetesan es yang keras dan dingin yang jatuh ke tanah. Hujan frontal bulan sering terjadi dalam cuaca dingin dan dapat menjadi bahaya bagi lalu lintas dan infrastruktur.
Hujan Salju (Snowfall)
Terjadi ketika tetesan air membeku di udara dan jatuh sebagai kristal salju ke permukaan bumi. Hujan salju adalah salah satu bentuk presipitasi musim dingin yang sering terjadi di daerah beriklim dingin.
Hujan Asam (Acid Rain)
Jenis hujan ini terjadi ketika polutan-polutan seperti sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) bereaksi dengan uap air di atmosfer. Hasilnya adalah hujan yang memiliki pH rendah dan dapat merusak lingkungan serta infrastruktur.
Hujan Serbuk Sari (Pollen Rain)
Terjadi ketika serbuk sari dari tanaman berbunga terbawa angin dan jatuh ke tanah selama hujan. Hujan serbuk sari dapat mempengaruhi alergi dan kualitas udara.
Setiap jenis hujan memiliki karakteristiknya sendiri dan terjadi dalam kondisi-kondisi tertentu. Pemahaman mengenai jenis-jenis hujan ini penting untuk memahami dan mengantisipasi dampaknya terhadap cuaca, lingkungan, dan masyarakat.
Lalu bagaimana dengan hujan salju dan es?
Kelembabanlah yang menentukan apakah uap air akan berubah
menjadi gerimis, air hujan, salju ataupun hujan es. Itulah alasan kenapa
dinegara tropis seperti indonesia jarang sekali terjadi hujan salju.
Kelebihan dan kerugian hujan
kelebihan
kekurangan
Hujan mampu membagi air secara merata keseluruh permukaan bumi
hujan berlebih dapat menyebabkan banjir dan berncana alam lainnya
membanu pengairan pertanian dan persawahan
sumber air bersih
masih banyak lagi
mungkin masih banyak kekurangna yang bisa di tambahkan silahkan ditambahkan dikomentar
Fakta Menarik tentang Hujan
Lamanya waktu untuk air di laut sebelum pindah ke siklus air
lainnya diperkirakan mencapai 3.000 tahun.
Rata rata air mampu bertahan selama 8 hari diatmosfir
sebelum jatuh kebumi.